Opening film ini dimulai dari masa kecil Habibie dan Ainun. Pastinya dah pada tau kan siapa Habibie yang dimaksud? kalau anda bertanya2 kenapa nama itu gak asing, of course, He was our president, on this republic, the only one that-not-java-man-president-of-Republic-Indonesia (Yang gak tau ini ketahuan waktu sekolah pelajaran sejarah atau kewarganegaraan suka tidur, ckckckck..). Nah, baik Rudi Habibie maupun Ainun ini anak yang cerdas. Ainun melanjutkan kuliah kedokteran di Indonesia, sedangkan Habibie melanjutkan kuliah di Jerman jurusan mesin. Semasa sekolahnya dulu, Habibie pernah berkata ke Ainun "kamu ini sudah jelek, hitam, kayak gula jawa" (nah loooo)... *padahal malu aja kali ya mau bilang kalau Ainun itu manis.. jiakakakakakk.. ada-ada aja..
Di Jerman, beliau dikenal sangat jenius. Tapi kemudian beliau terkena TBC, dan memutuskan kembali ke Indonesia untuk istirahat. Disitulah takdir mempertemukan Habibie dan Ainun, Habibie yang melihat Ainun dewasa langsung jatuh hati dan berkomentar "wah.. gula jawa sekarang sudah menjadi gula pasir" hahaha.. kocak banget. Ainun juga dari awal sudah menaruh hati ke Habibie, laki-laki lainnya mencoba mendekati tapi tetap aja namanya juga sudah suka. Singkat cerita, mereka menikah dan berangkat ke Jerman untuk menyelesaikan studi S3 Habibie. Kehidupan mereka di sana awalnya tidak bisa dikatakan enak. Sempat mereka kehabisan uang, tapi mereka tetap bertahan ditengah negara asing, tanpa keluarga, dan ditengah kehamilan anak pertama mereka. Dia memiliki janji ke istrinya bahwa dia akan membuat pesawat yang aman untuknya. Habibie berjuang menyelesaikan disertasi S3 untuk meraih gelar profesornya. Akhirnya disertasinya sukses dan jadilah dia meraih gelar profesornya. Ia mengirimkan surat ke pemerintahan RI untuk mengabdi, sayangnya belum diterima karena belum siapnya industri Indonesia saat itu. Kemudian, Ainun hamil anak keduanya. Habibie diakui atas teorinya tentang perambatan keretakan pesawat (beliau dikenal sebagai Mr.Crack, dari kata crack=retak). Keren banget lah pokoknya bapak satu ini.
Kemudai beliau bekerja di Industri trasportasi Jerman. Istrinya juga mulai bekerja sebagai dokter anak di salah satu rumah sakit jerman. Datanglah panggilan dari KBRI (disini pejabatnya congkak banget, sebel saya). Singkat cerita, Habibie meninggalkan posisi pentingnya di Jerman untuk mengabdi pada ibu pertiwi (Ini contoh orang Indonesia sejati, salut pak..) dan istrinya karena sudah terlanjur bekerja jadi gak bisa berhenti begitu saja. Jadilah Habibie berangkat ke Indonesia sendiri, sedangkan istri dan kedua anak laki-lakinya tetap di Jerman.
(to be continued..)
Catatan:
berhubung karena kemalasan saya, malah tidak pernah melanjutkan part 2 -.-
jadi diteruskan disini saja sepertinya, sudah 1 tahun berlalu begitu..
Okeee lanjuttt!
Part 2
Di Indonesia, Habibie mulai di Industri pesawat. Kemudian istri dan ank2nya ikut juga pindah ke Indonesia. Begitu banyak rintangan dan lain sebagainya yang dihadapi Habibie.
Kemudian, dia pun diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia mendampingi Suharto yang telah menjadi Presiden selama 3 Dasawarsa di Indonesia. Dan seperti yang udah kita pelajari di sejarah, tak berapa lama kemudian, terjadi kerusuhan (Mei 1998) yang kemudian mengakibatkan Suharto lengser dari tampuk kepemimpinan dan digantikan oleh wakilnya, Habibie. Sebentar saja Habibie menjadi Presiden (yah.. sayang sekali, tapi begitulah sejarah.. Gak bisa di perbaiki ulang) Padahal kapan2 lagi kita bisa punya orang pintar sebagai presiden? sebagai Wajah dari Negara ini gitu.
Selanjutnya, yang saya ingat kemudian film ini menceritakan tentang kehidupan tua Habibie, saat-saat istrinya sakit, dan kemudian berobat hingga luar negeri, dan saat maut memisahkan mereka.
Saya ingat menittikan air mata di scene terakhir.. scene yang memperlihatkan betapa dalam rasa cinta dan kehilangan Habibie terhadap istrinya, alm.Ainun. Scene itu memperliatkan real-life Habibie (I mean, the real one) berada di pusara Ainun, dan mencium nisannya. Heartbreaking Heartwrecking...
"Cinta kita melukiskan sejarah..
menggelarkan cerita penuh suka cita
sehingga siapapaun insan Tuhan pasti tahu..
CINTA KITA SEJATI"
-end